“Sebenarnya saya sudah mau mengakhiri tugas kepelatihan di Indonesia saat masih melatih Persitara Jakarta Utara."
Tak terasa hampir lima tahun pelatih Kepala Persipura JF Tiago membesut Persipura sejak September 2008. Masuknya pelatih asal Brasil ini karena tim manajemen menganggap pelatih asal negeri jiran Malaysia M Raja Isa tak mampu membawa Persipura juara. Bahkan Raja Isa justru kena bogem mentah saat tim Persipura melawan Persijap Jepara dengan skor imbang 1-1 di Stadion Mandala, 15 Agustus 2008.
Saat pelatih asal Brasil ini datang membesut tidak banyak melakukan perubahan baik tim pelatih maupun materi pemain. Dia juga mengaku tidak akan berbuat banyak karena baru datang membesut tim bertajuk Mutiara Hitam.
”Aku di tim ini adalah pendatang. Munafik kalau aku mempertahankan konsep aku untuk diterapkan di tim Persipura.Saya abaikan konsep itu karena aku datang saat tim ini sedang bertanding.Beda kalau aku pegang tim ini dari awal pasti konsep aku diterapkan,” ujar Jacksen F Tiago pertama kali mulai membesut tim Mutiara Hitam sebagaimana ditulis dalam buku berjudul Yosim Samba Sepakbola dari Timur.
Meski datang di tengah kompetisi sedang berjalan coach Jacksen mampu menorehkan prestasi gemilang dengan mengantarkan Persipura meraih juara. Meskipun banyak pengamat menilai Persipura akan juara musim 2008/09 pelatih kelahiran Rio de Jenerio ini hanya mengingatkan seluruh skuad Mutiara Hitam jangan terjebak dalam pujian tetap konsentrasi untuk memenangkan setiap laga.
“Kami selalu memulai dengan diskusi kadang alot.Seluruh pemain terlibat dan bebas memberikan pandangan tentang strategi menyangkut kekuatan dan kelemahan tim lawan. Dengan cara ini, maka seluruh pemain merasa berjasa dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang mereka lakukan. Jadi keberhasilan Persipura bukan semata-mata seorang pelatih, tapi peran seluruh pemain dan pelatih,”katanya kepada GOAL.com Indonesia belum lama ini di Jayapura.
Satu hal yang selalu dilakukan pelatih Jacksen adalah mengikuti semua perkembangan pemainnya sesuai dengan informasi yang diberikan dari pelatih fisik Osvaldo Lessa. Bahkan terkadang coach Jacksen memanggil Lessa dengan sebutan profesor karena sangat besar berperan dalam memberikan info terkini dari setiap pemain Persipura.
“Sebenarnya saya sudah mau mengakhiri tugas kepelatihan di Indonesia saat masih melatih Persitara Jakarta Utara. Namun saya tidak menolak permintaan Persipura dan saya merasa Tuhan yang membawa saya ke Kota Jayapura,” ujar Jacksen F Tiago pada peringatan ulangtahun ke-45 di rumah kediaman Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano.
Dengan suara terisak haru Jacksen menuturkan ibunya Cleuza Ferreira Tiago selalu mendukungnya dan bilang ada seorang pendeta di Brasil mengatakan anakmu akan sukses di wilayah yang sangat jauh dari Brasil.
Jacksen mengaku sangat menyanginya ibunya karena selalu mendukung karier di dunia sepak bola dan hingga kini menjadi pelatih klub terbesar di Tanah Air serta melatih timnas senior Indonesia.” Ketika menelepon ibunya di Brasil kalau menjadi pelatih timnas kontan ibu menangis.” tutur Jacksen Tiago.
Kemudian setelah Jacksen berhasil membawa Persipura juara ISL 2008 dan 2010 serta masuk delapan besar AFC kembali ke Brasil menemui pendeta itu. “Dan pendeta katakan itu semua belum apa-apa masih ada lagi yang lebih besar,” kata ayah dari Matheus dan Ayub Tiago ini.
Seminggu sebelum Jacksen dipanggil melatih timnas bersama coach Rahmad Darmawan melawan Arab Saudi. Secara bercanda goal.com Indonesia mengirim pesan singkat kepada coach Jacksen, coach Jacksen jangan-jangan ditunjuk melatih timnas Indonesia. Kontan dijawab Jacksen, hatiku selalu bersama Mutiara Hitam. Benar seminggu kemudian Jacksen dipanggil menukangi timnas Indonesia.
Lepas dari semua prestasiyang dicapainya bersama Persipura, pelatih asal Brasil ini mengakui kalau keberhasilan Persipura memang di luar dugaan. Sungguh luar biasa. Kerja sama antar pengurus, manejer, pelatih, pemain. Semua komponen berperan untuk mengangkat prestasi Persipura.
”Tak terasa Persipura berada dan menapaki perjalanan dengan mulus dalam waktu singkat. Kuncinya adalah menyatukan seluruh kekuatan demi tujuan bersama. Selain itu dukungan doa dari seluruh warga di Papua,” kata suami dari Fatima Tiago ini.
Jumat, 21 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)